Sadarkah kau
Selalu ada dibenakku?
Hadiranmu
Selalu kutunggu-tunggu
Tapi engkau
Tak pernah melihatku
Meski bayanganku memeluk tubuhmu
Angin, hujan
Matahari pun kalah
Sama dengan
Hatiku yang pasrah
Tukar nafas
Supaya bisa hirup
Wangi bunga
Yang melekat di rambutmu
Betapa
Hancurnya urat maluku
Ku siksa
Diriku agar kau selalu
Bahagia
Bahagia
Ku tak berdaya
Akal pikiran
Tak lagi ada, sampai akhir dunia
Pesan terakhir
Di batu lisan,
"Hidup, mati, semuanya untukmu"
Betapa
Hancurnya urat maluku
Ku siksa
Diriku agar kau selalu
Bahagia
Bahagia