Kala pasang menerjang pesisir, dan rembulan mesra bersama pekatnya
Kau berdiri tegak memandang kiasan, bahkan kau tegun tak berkedip
Semu samar terbias dari matamu
Menolehlah ada titik kasih di sini
Biar ku helai rambutmu perlahan, dan ku pecahkan kesedihanmu
Berhentilah melukis derita...
Tertawalah di atas ketukan nada...
Sebab air matamu, terlalu berharga untuk kanvas yang tak berirama
Ambil langkahmu, dan mendekat padaku
Ku rangkai kembali sehancurnya rasamu
Kan ku bisikan sekilas cerita lucu, agar tawa mu menjadi candu