Senin pagi mentari bersinar cerah
Macet dari rumah di sepanjang jalan
Panas, polusi bercampur parfum curah
Hidup pelan berjalan perlahan
Di kantor, dengan bos tolol
Perut gendut, mulut mesum, kerja tak becus
Bekerja dengan hati yang dongkol
Tugas demi tugas datang terus menerus
Ooooh Pegawai kerah putih
Hidup terpaksa, batin tertatih
Apakah ini hidup yang diinginkan?
Apakah ini selamanya terjadi?
Kenapa semua terasa membosankan?
Kemana gajiku pergi?
Oooooh
Kemana gajiku pergi?
Kemana gajiku pergi?
Kemana gajiku pergi?
Kemana gajiku pergi?
Hilang begitu saja
Bangun pagi, mata masih berat
Secangkir kopi, berusaha untuk hidup
Nyalakan motor tua yang mulai berkarat
Ke kantor lagi, meski nyawa masih redup
Gaji pas-pasan, dari bulan ke bulan
Impian terkubur, di balik tumpukan berkas
Gaji dan keinginan tak sejalan
Hidup hanya untuk kerja, kerja, dan TÉWAS
Apakah ini hidup yang diinginkan?
Apakah ini selamanya terjadi?
Kenapa semua terasa membosankan?
Kemana gajiku pergi?
Oooooh
Kemana gajiku pergi?
Kemana gajiku pergi?
Kemana gajiku pergi?
Kemana gajiku pergi?
Hilang begitu saja
Cicilan ke cicilan
Gaji bulan ke bulan
Hidup kosong tanpa harapan
Mimpi hanyalah angan
Apakah ini hidup yang diinginkan?
Apakah ini selamanya terjadi?
Kenapa semua terasa membosankan?
Kemana gajiku pergi?
Apakah ini hidup yang diinginkan?
Apakah ini selamanya terjadi?
Kenapa semua terasa membosankan?
Kemana gajiku pergi?
Oooooh
Kemana gajiku pergi?
Kemana gajiku pergi?
Kemana gajiku pergi?
Kemana gajiku pergi?
Hilang begitu saja